Salah satu candi unik yang terdapat di wilayah selatan Candi Prambanan, tepatnya di perbukitan Dusun Candisari, Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman. Sebagai Candi Hindhu, Candi Barong merupakan kompleks peribadatan untuk memuja Dewa Wisnu dan istrinya, Dewi Laksmi atau yang terkenal dengan nama Dewi Sri (dewi kesuburan bagi pertanian). Membaca papan informasi dari Candi Barong, pemujaan terhadap Dewa Wisnu dan Dewi Sri ini, kemungkinan disebabkan oleh kondisi tanah di sekitar candi yang tandus dan tidak subur. Sehingga, dengan memuja Dewa Wisnu dan Dewi Sri diharapkan kondisi tanah tersebut menjadi subur. Penemuan awal kompleks candi ini sekitar tahun 1913 oleh seorang Belanda dalam rangka perluasan perkebunan tebu untuk mendukung produksi pabrik gula, ketika itu kondisi candi masih berupa reruntuhan dan sangat sulit dikenali bentuk aslinya. Proses susun-coba candi mulai dilakukan pada tahun 1978, dan akhirnya berhasil merestorasi bangunan candi pertama pada tahun 1994. Pada tahun-tahun selanjutnya, diadakan pemugaran pada candi kedua, pemugaran pada pagar, serta pemugaran pada talut (bagian tepi kompleks candi yang landai).
Mengunjungi Kompleks Candi Barong kita akan melewati beberapa etape yang sangat asyik untuk kita ikuti. Bagian terluar candi adalah teras pertama yang diibatasi oleh garis batu yang membentuk bujursangkar merupakan area kosong, untuk etape selanjutanya adalah teras kedua yang berada persis diatas teras pertama, dari tempat ini kita bisa melihat susunan batu yang rapi yang membentuk persegi panjang yang mengelilingi teras pertama. Etape terakhir menuju teras ketiga, adalah area yang dianggap sakral, di mana terdapat dua candi: candi pertama untuk memuja Dewa Wisnu, sedangkan candi kedua untuk memuja Dewi Sri. Teras ketiga ini merupakan area tertinggi, di mana untuk memasukinya, pengunjung harus melewati tangga dan sebuah pintu gerbang yang tersusun dari batu andesit.
Mengunjungi Candi Barong ini, Anda akan menemukan beberapa keunikan yang tidak dapat ditemukan pada candi-candi peninggalan agama Hindu lainnya di Yogyakarta maupun Jawa Tengah. Keunikan pertama adalah hiasan kala makara berupa kepala singa (barong) yang memiliki rahang bawah. Hiasan kala makara biasanya dipahat di atas pintu atau relung-relung candi sebagai simbol penolak bala. Hiasan barong di candi-candi lain di Yogyakarta maupun Jawa Tengah biasanya hanya menggambarkan muka singa tanpa rahang bawah, sehingga hiasan di Candi Barong ini nampak cukup istimewa. Mungkin karena cukup istimewa itulah candi ini kemudian dijuluki Candi Barong oleh masyarakat sekitar. Hiasan barong yang sama juga terdapat di beberapa candi di Jawa Timur yang usianya lebih muda--dibuat pada masa Kerajaan Singosari maupun Kerajaan Majapahit.